Selasa, 24 Januari 2012

Ke Tanah Suci Naik Kuda Kayu

Zaman dulu, setiap rumah tangga yang memiliki anak kecil bisa dipastikan akan memiliki mainan kuda kayu. Mainan berbahan dasar kayu dan bisa bergoyang ini sempat menjadi mainan favorit anak tahun 80-an. Kini mainan modern terus membanjir. Kuda kayu pun terpinggirkan. Meski begitu, masih ada beberapa orangtua yang berminat membelikan anaknya mainan kuda kayu ini. Suhartoyo mulai membuat mainan kuda kayu sejak tahun 1959.

’’Awalnya saya dulu cuma iseng saja membuatkan anak saya mainan kuda kayu dari bahan kayu bekas, karena nggak mampu beli mainan mahal,’’ terang pria berusia 55 tahun ini.

Melihat hasil karya Yoto –demikian ia akrab dipanggil, para tetangganya pun tertarik dan mulai memesan untuk dibuatkan mainan kuda kayu. Sejak saat itu Yoto dikenal sebagai perajin mainan kuda kayu yang andal hingga pada tahun 1959 ia memutuskan untuk serius membuat mainan ini dalam jumlah yang besar dan memasarkannya di sepanjang Jl. Kemuning Surabaya.

Nyaris tanpa Modal

Saat ditanya modal awal usaha tersebut, Yoto hanya garuk-garuk kepala. ’’Saya lupa, karena ketika itu kayu saya dapatkan gratis dari bekas peti kemas. Saya hanya butuh cat, ampelas, dan paku saja. Ya sekitar Rp 20 ribuan-lah kalau dihitung kondisi sekarang,’’ urainya.

Usaha ini sempat mengalami masa jaya pada tahun 80-an. Dalam sehari ia mampu menjual kuda kayunya antara 10-20 buah. Bahkan ia sempat merasakan pergi haji bersama istrinya berkat keuntungan yang ia peroleh dari memroduksi kuda kayu ini. Ia juga pernah memiliki 5 orang karyawan.

Seiring berjalannya waktu dan banyak bermunculannya mainan modern, usaha ini memang semakin suram. Kini Yoto hanya punya 1 karyawan saja. Meski begitu Yoto yang masih terlihat energik ini optimistis mainan ini tetap mendapatkan tempat di hati orangtua dan anak-anak. Buktinya, dalam sepekan ia masih mampu menjual kuda kayunya antara 3 - 10 buah.

’’Usaha ini ramai kalau pas musim liburan sekolah. Selain itu juga saya sering dapat pesanan dari sekolah playgroup dan TK,’’ terangnya.

Pertaruhkan Kreativitas

Kuda kayu miliknya dijual dengan harga Rp 85 ribu untuk yang ukuran kecil. Sedangkan ukuran tanggung dihargai Rp 100 ribu. Ada pula ukuran besar sesuai pesanan yang dihargainya Rp 120-150 ribu. Yoto mengambil untung antara 10-20% dari harga jual tersebut.

Kini, Yoto mulai berkreasi dengan membuat aneka bentuk binatang selain kuda. Misalnya saja unta, jerapah, kuda nil, hingga dinosaurus.

’’Saya mesti kreatif mengganti model binatang seperti ini biar anak-anak tetap senang dengan mainan ini,’’ pungkasnya. [KD]

Nama Pengusaha: Suhartoyo
Jenis usaha: kerajinan kuda kayu
Modal awal: Rp 20 ribu
Biaya operasional: Rp 500-750 ribu
Jumlah karyawan: 1 orang
Omzet per bulan: Rp 1 juta
Kiat sukses: harus terus kreatif dan selalu optimis

0 komentar: