Sabtu, 10 Oktober 2009

Menyambung Hidup dengan Tali


Hidup sebagai tukang becak ternyata hanya bisa serba pas-pasan. Merasa kualitas kehidupannya sebagai tukang becak tak makin membaik, Dasuki lalu menjual dua buah becaknya dan banting setir ke bisnis pembuatan [memintal] tali dari rafia.

Dasuki [44] ayah tiga anak dari hasil perkawinannya dengan Marini [38] warga Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, menekuni usaha pembuatan tali tambang dari bahan tali rafia. Konsumen utama dari hasil dari produk ini adalah peternak sapi dan kambing

Usaha pembuatan tali ini dirintis sejak 1983. Sebelumnya, Dasuki bekerja sebagai penarik becak. Pendapatan dari hasil menarik becak ternyata hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari. Setelah dia pikir-pikir, menarik becak tidak akan bisa meningkatkan taraf hidup keluarganya. Maka, Dasuki lalu menjual 2 buah becaknya, dan laku Rp 400.000.

Dengan modal Rp 400.000 itulah, Dasuki memulai usahanya. Mula-mula banyak kendala, baik dari segi pembuatannya karena dikerjakan secara manual, dan apalagi pemasarannya .
Setelah berjalan sekitar 2 tahun hasil produksinya mulai bisa merebut hati dan bisa diterima oleh konsumennya. Lalu Dasuki bisa beli motor untuk memperlancar dalam pemasarannya, karena sebelumnya untuk memasarkan hasil produksinya ia mengandalkan sepeda.

Tambah Modal
Kemudian muncul permasalahan modal. Untuk mengembangkan dan meningkatkan kapasitas produksinya ternyata perlu tambahan modal satu-satunya cara bagi Dasuki adalah meminjam uang dengan jaminan BPKB kendaraannya.

Saat ini kapasitas produksinya mencapai 300 kodi setiap bulan. Dalam 1 kodi berisi 20 tali dengan panjang masing-masing 3 meter. Maka, kalau dihitung panjangnya, dalam sebulan Dasuki mampu memintal rafia menjadi tambang sepanjang 300 x 20 x 3 = 18.000 meter. Itu menghabiskan bahan baku tali rafia sebanyak 5 kuintal.

Biaya yang dikeluarkan setiap bulannya untuk menghasilkan 300 kodi sebesar Rp 3.600.000; dengan rincian harga rafia saat ini Rp 720.000 per kuintal. Adapun harga jual tambang plastik ini setiap kodi Rp18.000. Keuntungan yang bisa dipetik dalam sebulan adalah Rp 18.000 x 300 = Rp 5.400.000 - Rp 3.600.000 = Rp 1.800.000.

Libatkan Anak dan Istri
Semua anggota keluarga Dasuki [istri dan kedua anaknya], ikut terlibat di dalam pekerjaan ini. Hanya pada saat-saat permintaan meningkat, yakni 1 sampai 3 bulan sebelum Hari Raya Idul Adha diperlukan tenaga tambahan.

Sebenarnya kegiatan memintal tali rafia menjadi sebuah tambang ternyata tidak terlalu sulit, karena ada mesinnya. Mesin itu dibuat sendiri dengan memodifikasi pompa air, yakni diambil dinamonya, kemudian ujung as dinamo tempat mengaitkan tali rafia.

Bila tali telah dikaitkan pada sebatang kayu dan ujung yang lainnya dikaitkan pada dinamo, kemudian dinamo dihidupkan, maka tali tersebut secara otomatis akan memelintir mengikuti putaran dinamo, dan akan memintal menjadi sebuah tambang. Keuntungan lain penggunaan alat ini adalah memudahkan pemintal untuk membuat panjang pendek pintalan.

Untuk pemasarannya selain telah memiliki langganan pedagang tetap Dasuki juga memasarkan sendiri terutama ke pasar-pasar hewan. Saat ini selain di wilayah Tulungagung, jangkauan pasarnya telah mencapai Ponorogo, Madiun, Trenggalek, Kediri, dan Blitar. [PURWO SANTOSA]

0 komentar: