Jumat, 09 Oktober 2009

Membuat dan Menjual Aquarium

Menekan Harga sambil Menjaga Kualitas


Aquarium bisa jadi kebutuhan pokok bagi penggemar ikan hias. Di aquariumlah seluruh potensi keindahan ikan hias bisa dinikmati. Oleh karena itu, kebutuhan akan aquarium bergerak seiring dengan pasang-surutnya penggemar ikan hias.

Biasanya, orang tak mau ribet-ribet bikin aquarium sendiri. Hal itu menumbuhkan peluang yang antara lain ditangkap oleh Jumadi (36) warga Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Berbekal ketrampilan membuat Aquarium yang diperoleh ketika ia bekerja pada salah satu produsen aquarium di Kediri, maka sejak Tahun 2000 Jumadi memberanikan diri membuka usaha produksi Aquarium. Usahanya diberi nama Mandala Aquarium.

Pada awal usahanya Suami dari Nurul (25) ini sudah dibantu dengan 3 orang karyawan. ’’Kebetulan saat itu lagi booming ikan hias jenis Lohan sehiungga pada awal-awal produksi saya sempat kewalahan melayani permintaan konsumen,’’ Jumadi menuturkan.

Aquarium produksi Jumadi ini bentuk fisiknya terdiri dari berbagai model kebanyakan sudah diberi variasi seperti joglo lengkap dengan pilar-pilarnya. Pilihan warnanyapun bermacam-macam.

Adapun ukurannya yang paling kecil adalah 25 cm x 50 cm sedang yang paling besar ukuran 100 cm x 45 cm, sedangkan tingginya disesuaikan dengan bentuk variasinya.

Saat ini dengan 3 orang karyawan Jumadi dalam sehari mampu menyelesaikan 10 buah aquarium, dengan berbagai model dan ukuran, bahkan pada saat banyak pesanan bisa digenjot sampai 15 buah.

Harga jual aquarium produsi Jumadi ini bila dilihat dari kwalitas dan modelnya terbilang tidak terlalu mahal. Untuk ukuran 25cm x 50 cm atau yang paling kecil ia lepas dengan harga Rp 55.000; sedangkan yang paling besar ia beri bandrol Rp 200.000;.

’’Memang sengaja saya buat harga yang terjangkau, hal ini dengan harapan bisa menarik konsumen dan produksi saya tetap laku di pasaran, tapi masalah mutu tetap menjadi prioritas,’’ tutur Jumadi. Lebih lanjut ia menerangkan bahwa pendapatan dari setiap aquarium yang terjual setelah dipotong pembelian bahan baku dan upah karyawan berkisar antara Rp 20.000 - Rp 60.000.

Selama ini pemasaran aquariumnya kebanyakan berdasarkan permintaan pelanggan tetapnya yaitu pedagang dari wilayah Trenggalek, Ponorogo, Wlingi, Nganjuk, dan Madiun.

’’Sekitar dua tahun terakhir ini permintaan pasar cenderung menurun mungkin para penghoby ikan hias banyak yang lagi beralih pada jenis bunga hias yang lagi booming. Untungnya sejak dua bulan berjalan tepatnya mulai awal Agustus mulai ada pesanan yang masuk dan langsung saya kerjakan setelah selesai langsung saya kirim. Untuk pesanan pada bulan puasa ini telah saya kirimkan sebanyak 18 buahdari sekitar 40 buah pesanan yang telah masuk,’’ tutur Jumadi.

Kendala utama produk ini menurut Jumadi adalah dari segi pemasarannya. ’’Bila sedang sepi kadang satu bulan penuh tidak ada permintaan dari pelanggan , sehingga pemasukan tidak bisa kontinyu,’’ tuturnya.

Dari hasil usaha yang telah berjalan selama kurang lebih 7 Tahun ini Jumadi mampu membeli sebuah carry pickup yang digunakan sebagai armada dan membuat sebuah rumah.

’’Sebenarnya untuk saat ini penghasilan dari hasil penjualan aquarium yang saya produksi sekedar cukup uantuk menutup kebutuhan sehari-hari saja, masalahnya kondisi sekarang lagi lesu. Memang saat lagi ngetren-ngetrenyan ikan hias penghasilan saya terus terang cukup lumayan , semoga saja para pengemar ikan hias yang saat ini kelihatannya lagi beralih ke hobi lain bisa kembali ke hobi semula,’’ ungkap Jumadi. [PURWO]

1 komentar:

Unknown mengatakan...

alamatnya dimana dan bagaimana cara pesannya gan, terimakasih